PSIS Semarang resmi terdegradasi ke Liga 2 pada 11 Mei 2025, setelah hasil imbang antara Semen Padang dan Persebaya Surabaya memastikan posisi PSIS Semarang di dasar klasemen BRI Liga 1.
Situasi ini memicu kekecewaan mendalam dari para suporter, yang bahkan sempat menggeruduk rumah CEO PSIS, Yoyok Sukawi, pada 9 Mei 2025, menuntut pertanggungjawaban atas performa buruk tim .
Di tengah tekanan tersebut, Yoyok Sukawi menegaskan komitmennya untuk melunasi seluruh kewajiban finansial kepada para pemain.
Meskipun PSIS Semarang saat ini tengah menghadapi utang sebesar Rp 45 miliar akibat kerugian operasional selama dua tahun terakhir.
Yoyok Sukawi juga menyatakan bahwa manajemen telah menyusun langkah strategis, termasuk kemungkinan menjual saham mayoritas kepada investor baru, yang bertujuan untuk menstabilkan kondisi keuangan klub .
Sebelumnya, isu keterlambatan pembayaran gaji mencuat setelah pemain asing Evandro Brandao mengklaim belum menerima gaji selama empat bulan.
Yoyok Sukawi juga tidak lupa mengucapkan permintaan maaf kepada seluruh penggemar PSIS Semarang.
“Dengan sepenuh hati saya ingin mengucapkan permintaan maaf sebesar-besarnya atas hasil di musim ini di mana PSIS Semarang terdegradasi ke Liga 2, Saya juga meminta maaf karena selama ini banyak situasi dan masalah yang telah membuat gaduh.”
“Karena komunikasi yang kurang baik serta krisis keuangan yang dialami oleh PSIS yang menyebabkan adanya gaji atau hak pemain yang terlambat terbayarkan, sehingga mempengaruhi prestasi PSIS musim ini,
CEO PSIS Semarang Sekaligus Ketua Asprov PSSI Jawa Tengah, Yoyok Sukawi akan bertanggung jawab soal gaji pemain PSIS Semarang.
CEO PSIS Semarang Sekaligus Ketua Aspov PSSI Jawa Tengah, Yoyok Sukawi akan bertanggung jawab soal gaji pemain PSIS Semarang.