PSIM Jogja berhasil menjelma menjadi tim yang sangat berbahaya di Liga 2 musim ini.
Bahkan mereka berhasil menjalani musim yang spektakuler di Liga 2 musim ini. Rafinha dan kawan-kawan berhasil keluar sebagai juara Liga 2 Pegadaian 2024/2025.
Pada partai Final Liga 2 2024/2024, tim berjuluk Laskar Mataram ini berhasil mengandaskan perlawanan dari Bhayangkara FC dengan skor tipis 2-1, pada Rabu (26/02/25) lalu di Stadion Manahan, Solo, Jawa Tengah.
Pada pertandingan tersebut, dua gol kemenangan PSIM Jogja berhasil dicetak oleh Rafinha di menit ke-9 dan Roken Tampubolon di menit ke-90+6.
Sementara itu, Bhayangkara FC hanya mampu membalas satu gol lewat aksi dari Felipe Ryan di menit ke-71.
Gelar juara tersebut berhasil menyempurnakan musim ini setelah sebelumnya PSIM Jogja berhasil memastikan bermain di Liga 1 musim depan.
Tentunya setelah berhasil meraih kesuksesan di Liga 2 musim depan, PSIM Jogja tengah mempersiapkan timnya untuk bermain di Liga 1 musim depan.
Manajemen PSIM Jogja, Razzi Taruna, menginginkan timnya mengambil konsep dari tim Liga Inggris yakni Brighton and Hove Albion.
Dirinya menyebut Brighton and Hove Albion bisa menjadi inspirasi mereka untuk bisa bertahan dan eksis di kasta tertinggi sepak bola Indonesia.
“Saya inginnya PSIM ini kayak Brighton. Ini kan industri yang kita mau di PSIM. Kita akui sekarang EPA di PSIM belum ada dan mungkin fasilitasnya kalah jauh dari tim-tim seperti Dewa United. Tapi kan bertahap,” ujar Razzi dalam perbincangan di kanal YouTube Bola.com belum lama ini.
“Harapannya PSIM bisa terus eksis di Liga 1 dan kita bisa ke arah yang terus lebih baik. Jadi saya pribadi enggak mau PSIM dikenal sebagai tim yang jor-joran, tapi justru sebagai pencetak pemain,” lanjut pria berusia 24 tahun tersebut.
Razzi Taruna memberikan pemahaman ke publik dan kepada seluruh pendukung setia tim berjuluk Laskar Mataram, jika manajamen tim terus memberikan dukungan agar PSIM Jogja bisa mendapatkan poin maksimal di setiap pertandingannya.
“Kita itu hanya bisa meningkatkan probabilitas kemenangan itu terjadi dengan cara scouting yang tepat mendatangkan pemain, kemudian pemain sendiri juga loyal dan mati-matian untuk tim,” lanjut Rizza Taruna.
“Jadi sekali lagi kami dari manajemen mencoba meningkatkan probabilitas untuk menang, kalau menjamin bisa menang ya enggak bisa begitu,” jelasnya.