Berita Liga 1

Masalah Gaji Terus Terulang, Pengamat Minta PT LIB Tegas

×

Masalah Gaji Terus Terulang, Pengamat Minta PT LIB Tegas

Sebarkan artikel ini
Masalah Gaji Terus Terulang, Pengamat Minta PT LIB Tegas
Masalah Gaji Terus Terulang, Pengamat Minta PT LIB Tegas

Pengamat Sepak Bola Indonesia, Akmal Marhali, memberikan saran kepada PT Liga Indonesia Baru (PT LIB) agar membuat aturan tegas musim depan.

Hal ini harus dilakukan agar permasalahan penunggakan gaji yang kerap dilakukan tim-tim BRI Liga 1 tak terus terulang.

Seperti diketahui, kompetisi Liga 1 2024/2025 memang sudah selesai dan Persib Bandung keluar sebagai juara Liga 1.

Namun, permasalahan penunggakan gaji di Liga 1 masih terus menjadi sorotan dan perbincangan pecinta sepak bola Tanah Air.

Pasalnya, kejadian soal penunggakan gaji di Liga 1 sering terulang dan tak kunjung membaik setiap musimnya.

“Ya ini adalah problem klasik yang setiap tahun terjadi. Banyak klub yang menunggak gaji,” ujar Akmal Marhali.

“Ini bukti bahwa kita belum serius untuk membangun industri sepak kita. Jadi mumpung Liga 2025-2026 baru akan bergulir Agustus, saya pikir ini momentum buat LIB untuk berbenah dan tegas terhadap regulasi. Salah satunya 5 aspek klub profesional”,

“Salah satunya adalah keuangan. Jadi waktunya misalnya LIB melibatkan akuntan-akuntan publik untuk melakukan mengecek laporan keuangan klub. Apakah kemudian sehat atau tidak.”

“Kalau kemudian tidak sehat, lebih baik tidak dilibatkan dalam kompetisi. Karena kalau dipaksakan nanti akan jadi masalah dan beban di tengah jalan, karena ada klub yang tidak gajian,”

Masalahnya, jika industri sepak bola Indonesia sudah tak sehat, tentunya ini akan sangat berbahaya terhadap moral sepak bola Indonesia.

“Jadi menurut saya musim 2025-2026 ini harus menjadi momentum untuk industri sepak bola Indonesia. LIB harus tegas kepada klub-klub yang tidak mampu membayar gaji, yang keuangannya tidak sehat.” tegas Akmal.

Akmal Marhali meminta kepada PT LIB untuk bisa memberi jaminan dengan menyetorkan uang sebanyak Rp 5 milliar kepada operator Liga.

“Bahkan kalau perlu saya mengusulkan bahkan Liga 1, Liga 2 harus ada garansi setiap klub itu harus menyetorkan uang Rp5 miliar, misalnya sebagai jaminan bahwa kalau sampai di tengah jalan mereka mengalami krisis keuangan, uang jaminan itu bisa digunakan untuk membayar gaji pemain,” jelas Akmal.

“Apalagi sekarang banyak pemain asing, 8 pemain asing. Jangan sampai setiap bulan kita dapat surat dari FIFA, klub-klub Indonesia yang pada gilirannya mendapatkan sanksi tidak boleh melakukan transfer pemain.”

“Ditambah lagi ini akan merugikan kita dalam hal ranking klub-klub di Indonesia. Sekarang kita negara besar tapi rankingnya 25, dan digeser Kamboja.”

“Ini mengambarkan bahwa kita belum membangun industri sepak bola kita dengan benar-benar. Waktunya LIB untuk lebih tegas dalam hal keuangan.,” tuturnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *