LigaNusantara.com – Stadion Abdullah bin Khalifa, Doha, jadi saksi bagaimana skuad Garuda Muda menunjukkan kelasnya.
Hanya butuh hasil imbang untuk lolos, pasukan Shin Tae-yong justru tampil penuh semangat dan determinasi tinggi.
Mereka akhirnya sukses membawa pulang kemenangan dengan skor telak 1-4 di laga tersebut.
Abu Zema menjelaskan, salah satu kekuatan utama Indonesia adalah proses transisi yang cepat.
Memasang formasi dasar 5-4-1, saat menyerang Shin Tae-yong menggunakan skema 3-4-3.
Kondisi ini ditambah dengan kepercayaan diri pemain Indonesia yang bisa membawa bola dengan nyaman.
Hasilnya, serangan cepat Garuda Muda cukup sulit untuk dipadamkan.
“Perbedaan kami dengan Indonesia adalah permainan transisi.”
“Dari bertahan ke menyerang mereka sangat cepat.”
Mantan pelatih Al Anshar FC ini melanjutkan, timnya memang diakui kalah pengalaman dari Indonesia.
Meski diisi pemain muda, mayoritas pemain skuad Garuda Muda sudah promosi ke timnas senior.
Bahkan, mereka mendapatkan kesempatan bermain di Piala Asia 2023.
Di atas kertas tentu mereka lebih tenang dan akhirnya bisa menjalankan taktik pelatih dengan baik.
“Indonesia memiliki kontrol penuh kepada kami.”
“Karena memiliki semangat juang dan kemampuan rencana permainan yang baik.”
“Selain itu, beberapa pemain Indonesia U-23 sudah tampil di Piala Asia 2023.”
“Sehingga mereka memiliki pengalaman dan stamina lebih baik,” lanjutnya.
Zema menilai bahwa sepak bola Indonesia memiliki masa depan yang cerah.
Bahkan, bukan tidak mungkin skuad Garuda Muda bisa menjadi salah satu tim kuat di Asia beberapa tahun ke depan.
“Saya yakin Indonesia bisa melaju jauh dan menjadi salah satu tim kuat di benua,” pungkasnya.