LigaNusantara.com – Pernyataan itu disampaikan oleh eks pemain Chelsea, Frank Leboeuf.
Frank Leboeuf angkat bicara perihal penampilan Chelsea akhir-akhir ini.
Chelsea sekarang dinilai sulit untuk diperbaiki dan dibangun ulang.
Situasi itu menilik performa The Blues di Liga Inggris 2023-2024.
Skuad arahan Mauricio Pochettino masih inkonsisten musim ini karena berkutat di peringkat ke-11.
Hingga pekan ke-30, Chelsea belum mampu menembus papan tengah di klasemen Liga Inggris.
Alih-alih bersaing untuk memperebutkan kualifikasi zona Eropa, mereka malah bersaing dengan tim-tim seperti Brighton & Hove Albion, Wolves, Fulham, Bournemouth, dan Crystal Palace.
Investasi gila-gilaan sejak diakuisi Todd Boehly dan Clearlake pada Mei 2022 sudah dilakukan oleh Chelsea demi bisa bersaing di papan atas.
Namun, pembelian pemain itu gagal membuahkan hasil bagi klub bermarkas di Stamford Bridge tersebut.
Padahal angka belanja pemain Chelsea sejauh ini sudah menyentuh lebih dari 1 miliar euro.
Transaksi pemain itu dilakukan sejak jendela transfer musim panas 2022 hingga bursa transfer musim panas 2023.
Kenyataannya bukan prestasi yang datang melainkan performa buruk yang menimpa The Blues.
Padahal Chelsea selama ini dikenal sebagai salah satu anggota The Big Six.
Mereka juga menjadi salah satu klub tersukses di Inggris berkat koleksi dua trofi Liga Champions.
Namun, kondisi klub terkini justru memprihatinkan dan jauh dari kata berprestasi.
Hal itulah yang menjadi perhatian Frank Leboeuf.
Menurutnya para pemilik baru Chelsea menjadi penyebab kehancuran yang dialami klub saat ini.
The Blues dinilai sulit untuk dibangun ulang selama mereka masih dikuasai oleh konsorsium Amerika Serikat.
“Inilah yang harus kita hadapi.”
“Bagaimana membangun kembali? Saya tidak tahu, itu akan memakan waktu lama.”
“Saya sudah sering membicarakannya dan saya lelah mengulanginya… sampai Anda memiliki orang-orang yang bisa dipercaya, yaitu para pemain yang berpengalaman.”
“Anda tidak bisa membangun apa pun,” ujar pria asal Prancis tersebut menambahkan.
Todd Boehly dan Clearlake diketahui mengakuisisi Chelsea dari tangan Roman Abramovic pada akhir Mei 2022.
Itu mengakhiri kepemilikan 19 tahun Roman Abramovich di Chelsea.
Abramovich harus menjual klub asal London itu karena diduga memiliki kedekatan dengan presiden Rusia, Vladimir Putin.
Boehly dan konsorsiumnya membeli Chelsea senilai 4 miliar euro.
Mereka berkomitmen untuk tidak melepas kepemilikan mayoritas paling tidak selama 1 dekade ke depan sejak pembelian dituntaskan.
Seiring berjalannya waktu para pendukung Chelsea mulai muak dengan kepemilikan Boehly.
Penampilan klub kesayangan mereka jauh dari kata mengesankan dan lebih mirip dengan klub semenjana.