Derby Jawa Tengah tersaji pada pekan ke-19 BRI Liga 1 2024/2025 antara Persis Solo melawan PSIS Semarang berjalan dengan sangat panas.
Pertandingan yang berlangsung di Stadion Jatidiri, Semarang, pada Senin (20/01/25) berakhir dengan kemenangan tipis 2-1 untuk pasukan Laskar Sambernyawa.
Pada pertandingan tersebut, Ramadhan Sananta berhasil keluar sebagai bintang utamanya setelah berhasil mencetak dua gol kemenangan Persis Solo.
Sementara tim tuan rumah hanya mampu menipiskan ketertinggalannya lewat gol Gali Freitas.
Seusai pertandingan tersebut, gelandang andalan Persik Kediri, Ze Valente memberikan kritik keras terhadap satu insiden.
Insiden tersebut terjadi kepada Dewangga dan Sho Yamamoto.
Kejadian bermula saat Sho Yamamoto mencoba membuang bola setelah terjadinya pelanggaran.
Setelah itu Dewangga memberikan reaksi yang terlihat “jahil” dengan menendang paha Sho menggunakan lutut.
Sho kemudian berusaha mengejar dan merangkul Dewangga dengan gesture meminta penjelasan.
Namun momen itu justru berakhir dengan Dewangga menjatuhkan diri tanpa kontak fisik yang signifikan.
Yang kemudian wasit meninjau VAR, namun tidak memberikan kartu kepadanya.
Hal itulah yang membuat gelandang Persik Kediri, Ze Valente sangat menyayangkan sikap Dewangga yang dianggap tidak sportif.
Ia membandingkan dengan loyalitas dari Sho, bahkan menyebut aksi Dewangga seperti seorang badut di sirkus.
“Perbedaan budaya antara Jepang dan Indonesia dalam sebuah video. Meskipun yang satu diserang dengan lutut, dia tidak berpura-pura diserang. Dia tentu saja memberi tahu yang lain bahwa hal-hal ini tidak benar! Yang satu lagi tidak pernah diserang tetapi dia suka bermain sepak bola seperti sirkus,” ungkap Ze.
“Jika saya pemain lokal itu, saya akan malu melihat rekaman itu,” lanjut Ze via Instagram story.
Sho Yamamoto pun membalas story tersebut dengan sangat tenang dengan menyebut dirinya seperti seorang petarung.
“bertarung seperti seorang pria.” Sebagai penutup, Ze berkomentar dengan sindiran tajam, menyamakan dengan seekor Tikus.
“Inilah perbedaan antara pria loyal dan seekor tikus,” tutupnya
Ze Valente menyebut jika sorotan perilaku pemain seperti Dewangga menjadi pengingat bahwa semangat fair play harus terus dijunjung tinggi dalam dunia sepak bola.