Dewa United berhasil teruskan tren positif mereka saat berhadapan dengan PSIS Semarang di pekan ke-21 BRI Liga 1 2024/2025.
Duel yang berlangsung di Stadion Jatidiri, Semarang, Jawa Tengah, pada Senin (03/02/25) malam WIB, berhasil dimenangkan oleh pasukan Tangsel Warrior dengan skor telak 4-1.
Pasukan Jan Olde Riekerink menang dengan sangat dominasi dipertandingan kali ini.
Empat gol kemenangan Dewa United dicetak lewat hattrick Alex Martins (37’, 45’, dan 50’), serta Ricky Kambuaya (90+4’). Sementara itu, satu-satunya gol kubu Mahesa Jenar dicetak Sudi Abdallah (5′).
Pelatih Dewa United, Jan Olde Riekerink, masih merasa tidak puas meskipun anak asuhnya berhasil menang telak atas PSIS Semarang dengan skor 4-1.
Jan Olde Riekerink memang cukup puas dengan hasil tersebut, apalagi timnya dinilai bermain cukup bagus.
Namun dirinya tetap menyoroti bagaimana anak asuhnya tidak bermain sesuai dengan strategi yang telah disiapkan tim pelatih.
“Tentu saja saya merasa senang karena kami menang. Namun, saya pikir kami harus menghadapi fakta semua orang berbicara jika kami memainkan sepak bola yang bagus,” kata Jan Olde Riekerink seusai pertandingan, Senin (3/2/2025).
“Namun, memainkan sepak bola yang bagus tidak semestinya menjadi tujuan. Kami harus bermain sepak bola yang bagus untuk menciptakan peluang sesuai game-plan yang sudah disiapkan,” lanjutnya.
Terlalu Bermain Individu
Pelatih asal Belanda itu menyadari anak asuhnya tampil dominan atas PSIS Semarang.
Namun dirinya cukup kesal karena ada beberapa pemainnya yang bermain tidak sesuai dengan strategi yang telah ia terapkan.
Terlebih lagi dua gol Dewa United juga tercipta berkat aksi individu dari para pemainnya.
Menurut Jan Olde Riekerink, gol ketiga Dewa United dinilai yang paling baik.
“Saya lebih senang ketika melihat 15 menit pada babak kedua. Juga karena terciptanya gol ketiga. Karena, itu tercipta melalui para pemain yang bekerja sama,” lanjut Jan Olde Riekerink.
Menurut juru taktik dari Belanda itu, dominasi penguasaan bola tidak terlalu berarti jika para pemainnya tak bisa menciptakan peluang untuk mencetak gol.
Hal ini lah yang harus diperhatikan lagi oleh para pemainnya.
“Kami memang punya banyak penguasaan bola. Tetapi, seharusnya dari penguasaan itu, kami seharusnya bisa menciptakan peluang, alih-alih hanya dari aksi-aksi individu pemain,” kata eks pelatih Galatasaray itu.
“Bagi saya, itulah perbedaannya 30 menit pada babak kedua, dengan 45 menit babak pertama. Pada 15 menit terakhir, PSIS berusaha melakukan comeback. Itu hal yang wajar dalam sepak bola, mereka mengincar gol kedua.”