General Manajer Arema FC, Yusrinal Fitriandi membenarkan ada klub yang tertarik untuk memakai jasa Joel Cornelli sebagai pelatih kepala barunya.
Joel Cornelli secara resmi dilepas oleh Manajemen Arema FC sebagai pelatih kepala mereka di musim ini pada Kamis 19 Desember 2024 silam.
Statusnya yang telah habis kontrak ternyata menarik minat klub-klub lain untuk merekrutnya sebagai pelatih.
Beredar kabar jika Madura United menunjukan minat kepada Joel Cornelli untuk menjadi pelatih baru mereka untuk mengarungi BRI Liga 1 musim ini.
General Manager Arema FC, Yusrinal Fitriandi tak menyebutkan klub mana yang berminat untuk memakai jasa Joel Cornelli sebagai pelatih kepala.
Namun, dirinya memastikan klub tersebut bukanlah klub yang bermain di kasta tertinggi di Indonesia.
“Memang benar, sejauh ini ada klub yang menginginkan Coach Joel, tapi tim Liga 2. Kalau tim Liga 1 belum ada. Itu yang langsung bilang kepada kami ya,” ucap Yusrinal Fitriandi.
Izinkan Klub Yang Berminat Kepada Joel Cornelli
Pria yang biasa dipanggil Inal ini menegaskan jika Arema FC tidak keberatan jika ada klub lain yang menginginkan jasa pelatih berusia 57 tahun tersebut.
Pria asal Bogor tersebut justru dengan senang hati jika ada tim lain yang ingin menggunakan jasa pelatih asal Brasil tersebut.
“Ya gak masalah. Arema itu gak pernah punya hubungan jelek dengan mantan-mantan pelatihnya. Kami selalu punya hubungan baik, apapun itu bentuknya,” imbuhnya.
Inal juga mengambil contoh seperti Eduardo Almeida yang dilepas Arema FC pada musim 2022-2023 lalu. Meski berpisah, kedua pihak tetap menjalin hubungan yang baik.
“Buktinya, kami masih mereferensikan dia ke klub-klub lain yang mencari pelatih. Misalnya musim lalu ke RANS Nusantara, dan musim ini ke Semen Padang.”
Inal juga menjelaskan keputusannya melepas Joel Cornelli sebagai pelatih kepala Arema FC itu merupakan keputusan yang sangat objektif.
Menurutnya, direksi klub memperhatikan suara-suara dari internal tim maupun dari para supporter.
“Ini murni keputusan yang diambil klub itu keputusan yang objektif, bukan subjektif,” pungkasnya.