Liga IndonesiaBerita Liga 1

Persija Juara 2018 Settingan Rumor: Apakah Ini Benar atau Hanya Isu Semata?

×

Persija Juara 2018 Settingan Rumor: Apakah Ini Benar atau Hanya Isu Semata?

Sebarkan artikel ini
Persija Juara 2018 Settingan rumor

Persija Juara 2018 Settingan Rumor

Liganusantara.com – Keberhasilan Persija Jakarta menjuarai Liga 1 2018 tak hanya menciptakan euforia luar biasa di kalangan suporter setia mereka, yang dikenal dengan sebutan Jakmania, tetapi juga menimbulkan berbagai spekulasi dan rumor. Salah satu isu yang sempat beredar luas pada saat itu adalah bahwa Persija menjadi juara Liga 1 2018 karena adanya “settingan” atau pengaturan tertentu yang membuat mereka mencapai puncak klasemen. Isu ini muncul di tengah-tengah performa impresif Persija yang berhasil meraih gelar juara setelah menunggu selama 17 tahun, sejak terakhir kali mereka meraih trofi Liga Indonesia pada 2001.

Namun, meskipun keberhasilan Persija mengundang banyak pujian, ada pula pihak yang mempertanyakan integritas dari pencapaian tersebut. Berbagai tuduhan mengenai keberpihakan, pengaturan skor, dan koneksi antara pengurus klub dengan PSSI (Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia) menjadi bahan perbincangan di media sosial dan kalangan sepak bola Indonesia. Dengan Joko Driyono sebagai pemilik Persija pada saat itu yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Umum PSSI, isu mengenai adanya “settingan” pun semakin menguat. Bahkan, ada yang mengatakan bahwa keberhasilan Persija menjadi juara sudah menjadi bagian dari agenda yang sudah diatur sebelumnya.

Lalu, seberapa benarkah rumor mengenai Persija juara 2018 karena pengaturan atau “settingan”? Apakah ada bukti yang mendukung klaim ini, atau hanya sebatas spekulasi semata? Artikel ini akan mengulas secara mendalam berbagai aspek yang berkaitan dengan gelar juara Persija di Liga 1 2018, termasuk faktor-faktor yang berkontribusi terhadap keberhasilan mereka dan apakah benar ada unsur pengaturan di baliknya.

Sejarah Keberhasilan Persija Jakarta: 17 Tahun Penantian

Screenshot 3 3

Untuk memahami lebih jauh mengenai kontroversi yang muncul terkait gelar juara Persija Jakarta di Liga 1 2018, kita harus melihat konteks sejarah tim ini. Persija Jakarta adalah salah satu klub paling bersejarah dan ikonik di Indonesia, namun prestasi mereka di Liga Indonesia cukup berfluktuasi selama beberapa dekade.

Persija pertama kali meraih gelar juara Liga Indonesia pada tahun 2001, dan sejak saat itu, meskipun klub ini memiliki suporter yang sangat besar dan fanatik, mereka tidak mampu meraih gelar juara lagi. Pada tahun-tahun berikutnya, Persija seringkali berada di papan tengah atau hanya sempat mencicipi peringkat tinggi tanpa mampu menembus posisi juara. Bahkan, beberapa kali mereka harus puas hanya sebagai runner-up.

Namun, pada musim Liga 1 2018, Persija kembali bangkit di bawah arahan pelatih asal Brasil, Stefano Cugurra Teco. Performa mereka pada musim itu sungguh luar biasa, dengan konsistensi yang membuat mereka berada di puncak klasemen sepanjang hampir sepanjang musim. Pada pertandingan terakhir mereka di pekan ke-34 Liga 1 2018, Persija berhasil mengalahkan Mitra Kukar 2-1, yang akhirnya mengunci gelar juara dengan total 62 poin, unggul satu poin dari PSM Makassar yang berada di posisi kedua.

Kemenangan ini disambut gembira oleh para Bobotoh, suporter setia Persija yang telah lama menantikan gelar juara. Namun, seperti yang sering terjadi dalam dunia sepak bola, kesuksesan selalu diiringi dengan berbagai spekulasi, dan pada saat itulah rumor mengenai “settingan” juara mulai mencuat.

Gosip Pengaturan Skor: Isu yang Menghantui Keberhasilan Persija

Rumor mengenai adanya pengaturan skor atau “settingan” yang terkait dengan gelar juara Persija pada musim 2018 mulai beredar setelah mereka berhasil mengalahkan Mitra Kukar di pertandingan terakhir musim. Isu ini mencuat terutama karena ada beberapa faktor yang dianggap mencurigakan oleh sebagian pihak.

a. Posisi Joko Driyono dalam PSSI

Salah satu faktor yang memperburuk rumor ini adalah peran Joko Driyono, pemilik Persija, yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Umum PSSI pada saat itu. Banyak pihak yang merasa bahwa hubungan antara pengurus Persija dan PSSI bisa mempengaruhi keputusan-keputusan yang ada dalam kompetisi. Dalam konteks ini, beberapa pihak menganggap bahwa dengan posisi strategis tersebut, Persija bisa mendapatkan keuntungan yang lebih besar dibandingkan klub-klub lain.

Namun, meskipun spekulasi mengenai adanya pengaturan atau “settingan” ini mencuat, tidak ada bukti konkret yang mendukung klaim tersebut. Pada akhirnya, pihak PSSI dan manajemen Persija berusaha menanggapi isu ini dengan tenang, dan tidak ada tindakan hukum yang diambil terhadap tim atau pengurus klub tersebut.

b. Kemenangan Kritis Persija atas Mitra Kukar

Pertandingan terakhir antara Persija dan Mitra Kukar juga menjadi sorotan. Mitra Kukar saat itu berada dalam posisi yang sangat buruk, terancam degradasi ke Liga 2. Walaupun demikian, pertandingan tersebut tetap berjalan sengit, dengan Persija berhasil meraih kemenangan meskipun sempat tertinggal lebih dahulu. Banyak yang bertanya-tanya apakah kemenangan ini sepenuhnya sah, ataukah ada campur tangan dari pihak luar yang memengaruhi hasil tersebut.

Namun, meskipun banyak pihak yang berspekulasi tentang adanya “settingan”, hasil pertandingan ini adalah bagian dari perjalanan Persija yang telah menunjukkan performa terbaik mereka sepanjang musim. Sebagian besar pengamat sepak bola dan para pemain sendiri menganggap bahwa keberhasilan Persija adalah hasil dari kerja keras dan taktik jitu yang diterapkan oleh pelatih Teco.

Pemain Persija era 90an menjadi ikon dan legenda yang menginspirasi generasi berikutnya.

3. Tanggapan dari Manajemen Persija: Menghadapi Isu Tanpa Gegabah

Menanggapi berbagai isu mengenai pengaturan skor atau “settingan”, manajemen Persija, termasuk COO Persija M. Rafil Perdana, secara tegas membantah adanya campur tangan dalam hasil Liga 1 2018. Rafil menegaskan bahwa Persija telah bekerja keras selama musim tersebut dan bahwa pencapaian mereka adalah hasil dari strategi yang matang serta perjuangan tanpa henti dari seluruh pemain dan staf pelatih.

“Kami santai-santai saja menanggapi isu itu. Saya rasa manajer dan pelatih sudah mengatasi hal tersebut. Kami tetap fokus pada pertandingan dan tidak terpengaruh oleh gosip yang beredar,” ujar Rafil Perdana dalam sebuah wawancara di Kantor Persija pada Desember 2018.

Sementara itu, pelatih Stefano Cugurra Teco juga memberikan penjelasan serupa, menyatakan bahwa fokus utama tim adalah memenangkan pertandingan terakhir untuk memastikan gelar juara, dan bukan terpengaruh oleh segala macam rumor yang beredar di luar lapangan.

a. Profesionalisme Pemain dan Staf Pelatih

Pemain-pemain Persija, seperti Marko Simic dan Rudi Widodo, juga tampil luar biasa pada musim itu. Mereka bertekad untuk membawa Persija meraih gelar juara yang sudah sangat dinanti-nantikan oleh para suporter mereka. Hal ini menunjukkan bahwa tim ini tidak hanya mengandalkan faktor eksternal, tetapi juga kualitas permainan mereka yang sangat solid di atas lapangan.

Kebenaran atau Hanya Isu: Apa yang Dapat Disimpulkan?

Berdasarkan analisis yang ada, dapat disimpulkan bahwa meskipun rumor tentang “settingan” juara Persija 2018 sangat mengemuka, tidak ada bukti yang cukup kuat untuk membenarkan klaim tersebut. Sejauh ini, keberhasilan Persija dalam meraih gelar juara lebih banyak disebabkan oleh kerja keras, perencanaan matang, dan kualitas tim yang sangat solid sepanjang musim.

Pengaruh Joko Driyono sebagai Wakil Ketua Umum PSSI memang menjadi bahan spekulasi, namun itu tidak cukup untuk membuktikan bahwa ada pengaturan dalam kompetisi Liga 1 2018. Persija berhasil menjuarai Liga 1 setelah bertarung ketat dengan tim-tim besar lainnya, termasuk PSM Makassar yang berada di posisi kedua, dan ini menunjukkan bahwa mereka meraih gelar juara dengan perjuangan yang sah dan murni.

Kesimpulan: Kontroversi yang Menambah Drama Rivalitas

Rivalitas antara Persija Jakarta dan klub-klub besar lainnya memang selalu diwarnai dengan berbagai kontroversi dan drama. Persija yang akhirnya menjadi juara Liga 1 2018, meskipun disertai rumor dan spekulasi, tetap menjadi bukti bahwa dalam sepak bola, prestasi dan pencapaian tim bisa menghasilkan opini dan interpretasi yang beragam.

Bagi sebagian orang, Persija juara Liga 1 2018 adalah hasil dari kerja keras dan keteguhan semangat. Namun, bagi sebagian lainnya, isu mengenai “settingan” juara ini tetap menjadi bagian dari cerita rivalitas yang tak pernah padam dalam dunia sepak bola Indonesia. Seiring berjalannya waktu, mungkin saja berbagai misteri ini akan tetap menjadi bagian dari sejarah Liga 1 Indonesia yang penuh drama dan kontroversi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *