LigaNusantara – Setelah tampil mengesankan hingga dapat pujian dari Marc Marquez, Acosta kini mendapat tantangan.
Adalah Fabio Di Giannantonio yang menilai performa Acosta bagus tetapi tetap harus dibuktikan lewat balapan sesungguhnya.
Bukan berarti meremehkan, pembalap Pertamina Enduro VR46 itu hanya tak ingin sang bocah ajaibn larut dalam euforia sesaat di sesi tes shakedown dan tes pramusim yang belum menggambarkan balapan sesungguhnya.
Menurut Diggia, panggilan akrabnya, talenta dan bakat Acosta memang tidak terelakkan.
Hasil finis di posisi ke-9 pada waktu gabungan tes pramusim MotoGP 2024 selama tiga hari (6-8 Februari) lalu sudah sedikit banyak mencerminkan betapa mengerikannya sang juara dunia Moto2 2023 itu.
Apalagi, pembalap rookie asal Spanyol itu juga menjadi rider terbaik kedua KTM setelah Brad Binder (Red Bull KTM) yang menempati posisi ketujuh.
“Sebelumnya dia telah memenangkan juara dunia kelas Moto3 dan Moto2, yang mana itu menunjukkan bahwa dia sosok pembalap yang cepat,” puji Diggia.
Akan tetapi, Diggi merasa bahwa hasil tes pramusim tidak bisa dijadikan tolok ukur untuk menilai secara keseluruhan kesiapan pembalap dalam mengarungi musim.
Sebab, bagi pembalap non-debutan pun, tes pramusim tak jarang justru berbanding terbalik pada hasil-hasil balapan.
Semua itu tidak lepas dari faktor-faktor kompleks lainnya.
Mulai dari segi lokasi sirkuit, cuaca, hingga kesiapan mental itu sendiri.
“Dia sudah menyesuaikan gaya berkendaranya dengan mesin MotoGP.”
“Namun, tes pramusim itu hanya satu hal. Sedangkan pada akhir pekan balapan, kondisinya akan berbeda lagi.”
“Jadi, kita harus melihat dan menunggu bagaimana penampilan dia sepanjang musim ini,” ucap Diggia.
Sebelumnya, di sela-sela tes, Acosta sempat dipuji oleh salah satu kru KTM perihal ketepatannya dalam mengutarakan feedback.
Apa yang dia sampaikan dan keluhkan semuanya sejalan dengan set-up dan kondisi motor. Sesuatu yang sangat jarang bisa dilakukan untuk pembalap berusai 19 tahun seperti dia.
Acosta juga memilih untuk tetap membumi. Dia antusias menyambut musim debutnya di kelas para raja, tapi tetap sadar diri hasil tes bukanlah segalanya. Masih banyak hal yang harus dia pelajari.
“Jika Anda percaya (dengan adanya tekanan) maka Anda akan merasakannya. Tetapi jika tidak, maka itu tidak ada,” kata Acosta.
“Saya telah hidup dengan tekanan selama tiga tahun terakhir (sejak debut grand prix). Ini sudah menjadi hal biasa.”
“Tapi kami tidak boleh terlalu fokus pada hasil tes.”
“Jack Miller ke-14, Luca Marini ke-19, Alex Rins ke-16 dan Fabio Quartararo ke-11, tapi orang-orang ini akan menjadi yang terdepan pada akhir pekan lomba.”
“Itulah mengapa pentingnya untuk tetap tenang,” pungkas Acosta.