Pelatih Persebaya Surabaya, Paul Munster, meminta permohonan maaf usai memberikan kritikan tajam kepada fasilitas Stadion B.J. Habibie, sambil menutup hidungnya.
Pelatih asal Irlandia Utara itu kini mengapresiasi kondisi markas besar PSM Makassar itu yang telah dipersiapkan dengan baik usai direnovasi.
“Kami juga meminta maaf atas perkataan yang kemarin terkait fasilitas dan segala macamnya,” kata Paul saat konferensi pers usai pertandingan, Jumat (7/3/2025).
Sebagai informasi, pada pertandingan tersebut, Persebaya Surabaya berhasil keluar sebagai pemenang usai menang dramatis 1-0 atas PSM Makassar.
Gol kemenangan Persebaya Surabaya berhasil dicetak oleh Fransisco Riverra di menit ke-63.
Paul Munster menganggap PSM Makassar dan Panitia Pelaksana telah bekerja keras untuk memperbaiki Stadion B.J Habibie.
Dengan begitu ia mengapresiasi kinerja semua pihak yang telah mempersiapkan pertandingan dengan baik.
Kami memberikan apresiasi sebesar-besarnya buat PSM Makassar dan panitia pelaksana karena dalam satu hari semua bisa dipersiapkan,” bebernya.
Pelatih berusia 43 tahun itu mengaku cukup bangga menjadi tim pertama yang menjadi lawan PSM Makassar di Stadion B.J Habibie.
Paul juga mengaku sangat senang dengan kondisi Stadion setelah direnovasi.
“Dan menjadi sebuah kebanggaan menjadi tim pertama yang bermain di tempat ini. Sangat senang. Bermain pertama di Stadion yang baru,” tutur Paul.
Sebagai informasi, sebelumnya Paul Munster sempat mengkritik kelayakan Stadion B.J Habibie, Parepare, saat konferensi pers sebelum laga di mulai.
Paul Munster memberikan kritikan pedas sambil melakukan aksi menutup hidung dengan bajunya, dengan dalih masih ada bau yang menyengat di dalam ruangan stadion.
“Saya banyak mendengar banyak hal sebelum datang ke sini tentang tempat ini (Stadion BJ Habibie). Dan ketika datang saya kaget melihat kondisi stadion,” kata Paul saat konferensi pers jelang laga, Kamis (6/3).
Pelatih berkebangsaan Irlandia Utara itu menilai jika markas PSM Makassar itu masih belum layak untuk digunakan.
Paul kemudian menyindir dengan menyebut jika pertandingan seharusnya di gelar di Stadion yang lebih siap untuk digunakan.
“Saya merasa ini (stadion) belum layak dan pertandingan bisa di tempat lain seperti di Bali (Stadion I Wayan Dipta),” tambahnya.