PSIS Semarang harus kembali ditinggal oleh para pemain asingnya.
Pemain berkebangsaan Spanyol, Roger Bonet atau yang biasa dipanggil Ruxi memutuskan untuk mundur dari tim.
Keputusan Ruxi untuk hengkang dari klub PSIS Semarang juga telah diumumkan oleh PSIS Semarang lewat media sosial di Instagram pribadinya yakni, @ruxiiii4, pada Rabu (09/04/25) lalu.
Dalam postingannya tersebut, pemain berkebangsaan Spanyol itu menyebut jika hal ini bukanlah keputusan yang mudah, terlebih lagi ia sudah nyaman tinggal di Semarang.
“Ini adalah surat yang tidak pernah ingin saya tulis. Dengan berat hati, saya memutuskan untuk meninggalkan PSIS dan mengakhiri kontrak saya dengan klub, dengan alasan yang tepat,” tulisnya, Rabu (9/4/2025).
“Ini bukan keputusan yang mudah. Sejak hari pertama, fans, kota, dan budaya sepak bola di sini menyambut saya dengan tangan terbuka. Saya selalu merasa didukung terutama di saat-saat sulit dan saya akan selalu berterima kasih untuk itu,” ucapnya
Sama seperti Evandro Brandao sebelumnya, Ruxi mengatakan jika persoalan gaji menjadi permasalahan utamanya.
Ruxi memilih untuk mundur dari tim pertamanya di sepak bola Indonesia karena standar profesional dan kondisi kerja minimum yang diharapkan nilainya belum terpenuhi selama berbulan-bulan.
Sebagai salah satu kapten dan seseorang yang menjalani profesi ini dengan serius, dia merasa bertanggung jawab untuk membela apa yang benar.
“Kami mencoba untuk mengubah banyak hal dalam memperjuangkan lebih banyak profesionalisme dan memperbaiki situasi terkait gaji yang belum dibayarkan, penundaan, dan pembayaran cicilan yang mempengaruhi para pemain, pelatih, dan ofisial,” ungkapnya.
“Kami menerima banyak hal ketika diberi tahu bahwa segala sesuatunya akan membaik pada bulan Februari, namun keadaan justru semakin memburuk. Diam bukan lagi sebuah pilihan,” tambahnya.
Pemain berusia 30 tahun itu menambahkan bahwa menempatkan tanggung jawab untuk situasi seperti ini pada pemain dan pelatih tidaklah adil.
“Kami ingin menjadi bagian dari solusi, bukan masalah,” tegasnya.
“Saya pergi dengan meninggalkan banyak teman dan dengan kepala tegak-bangga dengan cara saya mewakili klub ini, rekan-rekan satu tim, dan nilai-nilai yang saya yakini,” tandasnya.