Berita Liga 1

Ruxi Buka Suara Usai Gilbert Agius Dipecat PSIS Semarang

×

Ruxi Buka Suara Usai Gilbert Agius Dipecat PSIS Semarang

Sebarkan artikel ini
Ruxi Buka Suara Usai Gilbert Agius Dipecat PSIS Semarang
Ruxi Buka Suara Usai Gilbert Agius Dipecat PSIS Semarang

Perjalanan Gilbert Agius bersama PSIS Semarang akhirnya berakhir sudah.

Pelatih berkebangsaan Malta itu resmi dipecat oleh manajemen PSIS Semarang pada Rabu (30/04/25) semalam.

Hal itu sekaligus mengakhiri kerja sama mereka selama dua tahun tiga bulan.

Hasil buruk PSIS Semarang di BRI Liga 1 2024/2025 menjadi alasan manajemen untuk mengakhiri kontrak Gilbert Agius.

Kabar pemecatan Gilbert Agius oleh manajemen PSIS Semarang membuat mantan pemain Laskar Mahesa Jenar geram.

Mantan pemain PSIS Semarang, Roger Bonet atau dikenal Ruxi angkat suara usai manajemen PSIS Semarang memecat pelatih Gilbert Agius.

Dirinya mengatakan jika PSIS Semarang masih menunggak gaji pelatih berkebangsaan Malta tersebut.

Ruxi mengungkapkan bahwa gaji sang pelatih juga belum dibayarkan selama 4-5 bulan.

Kenyataan memalukan itu diungkap Ruxi lewat unggahan di akun X pribadinya.

Ruxi pun mengkritik sepak bola Indonesia yang tidak adil pada pelaku sepak bola.

“Indonesia, 2025, pelatih tidak dibayar hampir 4-5 bulan dan sekarang dia dipecat, ini tidak bisa diterima,” kata Ruxi dikutip dari akun X pribadinya.

Ruxi mempertanyakan tim-tim Indonesia yang memiliki ambisi untuk memajukan sepak bola Indonesia namun tak pernah memikirkan hak dari para pemainnya.

“Jika kita benar-benar ingin memajukan sepak bola Indonesia, pelatih dan pemain layak mendapatkan perlakuan profesional yang mendasar. Tanpa itu, bagaimana kita bisa mengharapkan sepak bola di sini berkembang?

Ruxi saat ini yakin jika masih banyak pemain di Liga 1 yang mungkin belum dipenuhi hak mereka.

“Faktanya, banyak pemain yang diam saja karena mereka tahu bahwa jika mereka bicara, mereka mungkin tidak akan bisa melanjutkan karier di klub tersebut atau mencari klub baru untuk musim depan.”

“Memang menyedihkan, tetapi itulah kenyataannya. Itulah sebabnya hal ini tidak dapat bergantung pada pengorbanan individu – solusinya harus datang dari atas”.

“Pemain memerlukan ruang aman untuk berbicara, didengarkan, dan percaya bahwa seseorang akan turun tangan untuk melindungi mereka”.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *