Kompetisi BRI Super League 2025/2026 hanya tinggal tiga pekan saja bergulir.
Namun, jelang bergulirnya kompetisi tersebut, Ketua Umur PSSI, Erick Thohir kembali mengirimkan surat kepada PT Liga Indonesia Baru (LIB) yang baru saja berubah nama menjadi I-League.
Surat tersebut berisikan permintaan untuk merevisi aturan kuota pemain asing bagi para kontestan BRI Super League 2025/2026.
I-League sebelumnya mengumumkan regulasi baru terkait kuota pemain asing kepada kontestan BRI Super League 2025/2026.
Jumlah pemain asing menjadi salah satu topik yang hangat diperbincangkan jelang musim kompetisi baru.
Namun pada hari Rabu (16/7), Erick Thohir turut berkirim saran mengenai regulasi pemain dari negara lain yang akan berlaga di Super League 2025/2026.
Semula regulasi tersebut mengizinkan setiap tim menggunakan 11 pemain asing tetapi hanya delapan yang bisa masuk ke daftar susunan pemain. Namun, Erick Thohir merasa delapan pemain asing itu terlalu banyak.
“Saya hari ini sudah mengirimkan surat ke PT LIB, di mana kami PSSI sudah rapat dan mungkin minggu depan LIB akan bertemu kami bahwa kami melihat untuk delapan pemain dalam satu game itu terlalu banyak. Jadi kita memutuskan itu tujuh,” ujar Erick ketika ditemui, Rabu (16/7).
Perubahan ini tentunya dirasa sangat mendadak dan menunjukkan inkonsistensi dari sepakbola Indonesia.
Erick Thohir menyebutkan jika aturan pemain U-23 tetap wajib diberlakukan di BRI Super League 2025/2026.
Dimana setiap tim wajib memainkan satu pemain dibawah usia 23 tahun paling tidak bermain selama 45 menit.
“Jadi tujuh ditambah pemain U-23 itu tetap dimainkan 45 menit dan sisanya tentu pemain nasional dan saya lihat ada beberapa pemain diaspora kita ada yang kembali. Ya itu pilihan dan kita gak bisa bilang salah dan benar, itu pilihan,” katanya menambahkan.
“Kita jalan berdampingan dengan LIB tapi kita punya kepentingan dengan LIB, yakni menjadi tempat pengembangan pemain. Dengan EPA nya, dengan Liga nya, tapi LIB juga kita beri kesempatan untuk lebih tinggi lagi.”
“Karena PSSI menilai ada empat untuk LIB: juara yg bergantian, jumlah suporter yang meningkat, kesehatan keuangan klub klub, dan baru prestasi tim klub yang bermain di kompetisi luar,” papar Erick.
Erick Thohir menambahkan jika pengurangan kuota pemain asing ini tidak menurunkan kualitas BRI Super League.
Pria yang menjabat sebagai ketua BUMN ini juga menegaskan ingin memberikan ruang yang luas kepada para pemain lokal.
“Pengurangan jumlah pemain asing yang turun di lapangan bukan berarti mengurangi kualitas liga, tetapi justru mempertegas komitmen kita untuk menciptakan ruang dan kesempatan lebih besar bagi talenta muda Indonesia,” jelasnya.
“Kita tidak ingin pemain muda hanya menjadi pelengkap di bangku cadangan. Mereka harus tumbuh melalui pengalaman nyata di lapangan sehingga jam bermain mereka bertambah, skill dan mentalnya juga meningkat,” tukas Erick.












