BRI Super League 2025/2026 masih menggunakan larangan kehadiran para suporter di laga away.
Meski peraturan ini telah berjalan selama dua minggu sejak dimulainya Super League musim ini, penasihat Klub Semen Padang FC, Andre Rosiade, melihat bahwa seharusnya aturan ini tidak dipukul rata.
Sebab menurutnya, perdamaian antarsuporter itu tidak mustahil untuk diwujudkan. Maka dari itu, Andre Rosiade berharap bahwa larangan away jangan dipukul rata.
Kalau larangan untuk suporter yang memiliki rivalitas tinggi, ia masih bisa memaklumi.
“Yang larangan away itu, jangan dibikin secara umum atau general. Mungkin hanya diberlakukan kepada suporter yang mungkin rivalitas. Yang bisa diduga ada kecenderungan bakal rusuh. Nah itu mungkin bisa. Tapi jangan dibikin secara umum,” ujarnya kepada kumparan.
Mertua Pratama Arahan ini mengaku kerap kali melihat kerukunan suporter saat mendampingi Semen Padang bertandang ke markas tim-tim lawan.
Suporter ‘Kabau Sirah’ pun, menurutnya, tidak pernah mendapat perlakuan buruk dari suporter tim lain.
“Saya kan sering nonton di mana-mana. Suporter Semen Padang juga sering away di mana-mana. Kelompok suporter kami sering away di mana-mana. Alhamdulillah berjalan dengan baik dan disambut dengan baik dengan suporter-suporter tuan rumah,” tutur Andre.
“Ya, Karena apa? Karena koordinasi. Jadi teman-teman seperti itu. Jadi sebenarnya kan suporter ini punya kayak asosiasinya. Mereka sering komunikasi.Punya komunikasi. Punya persahabatan, pertemanan,” tambah Andre.
Pria yang juga menjabat sebagai politikus Gerindra itu melihat para suporter datang ke markas lawan untuk menjalin persaudaraan.
Menurutnya, jika komunikasi berjalan dengan baik semua tidak akan ada gesekan antar suporter.
“Mereka nonton dan mereka karena memang tujuannya pergi nonton bola. Bukan mencari kerusuhan. Sebelum nonton mereka berkoordinasi dengan paguyuban suporter tuan rumah. Sebenarnya sih enggak ada masalah ya. Aman-aman saja ya,” terang Andre.












