LigaNusantara.com – Dalam perjalanan meraih gelar juara, Lanny/Ribka pada semifinal turnamen BWF World Tour Super 300 tersebut.
“Alhamdulillah, sempat tidak menyangka juga, senang sekali,” kata Lanny ditemui di pelatnas Cipayung, Jakarta.
“Alhamdulillah bisa meraih gelar bersama Lanny di turnamen Super 300 ini menjadi motivasi untuk ke depan juga agar lebih baik lagi,” ucap Ribka menambahkan.
Menurut Lanny, tidak ada perbedaan yang dia lakukan bersama Ribka untuk meraih gelar. Apalagi, pekan sebelumnya mereka terhenti pada perempat final Orleans Masters 2024.
“Sebenarnya sama saja karena itu pertandingan beruntun. Jadi sehabis kalah di Orleans Masters, kami latihan biasa saja. Kami evaluasi dan kami bermain saja karena setelah kalah pada Orleans Masters 2024 kami sempat down,” aku Lanny.
“Jadi, kayak ya sudahlah di Swiss bermain saja. Tiba-tiba di Swiss mendapat feel permainan yang bagus sehingga saat bertanding enjoy.”
Ribka mengakui lawan yang sulit dikalahkan adalah Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti, Kedua pasang pemain bertemu pada semifinal Swiss Open 2024.
“Lebih susah karena kami sudah sama-sama tahu, di latihan juga sama-sama tahu berainnya bagaimana. Cuma kami bermain lebih nothing to lose.”
“Saya belum pernah juara turnamen Super 300. Kemarin saat masuk final itu lega sekali. Itu emosi dari saya sendiri. Tidak menyangka juga.”
Titel ini juga sekaligus menjadi pembuktian Lanny/Ribka setelah ganda putri Indonesia yang lebih berprestasi adalah Apriyani/Fadia.
“Saya sudah tahu dibully, tetapi tidak saya respons, tidak saya baca komentarnya. Kalau menang dulu, baru komentarnya saya baca ha-ha-ha,” ujar Lanny.
“Kalau saya tidak ada karena saya cuek juga, tidak pernah melihat komentar karena saya tidak peduli mau orang bicara apa saya tidak pernah baca komentarnya,” kata Ribka.
Kemenangan ini juga menjadi kesempatan Ribka unjuk kemampuan karena selama di pelatnas dia sering berganti tandem.
“Dari saya sendiri dijalani saja karena mau partner dengan siapa saja yang penting individunya. Saya berpikir satu-satu,” ujar Ribka.
“Jadi, ganti-ganti partner ada rasa berat, tetapi ya sudah berpikirnya jalani saja, mungkin jalannya dengan partner ini. Kalau ganti partner belum jalannya dengan yang ini,” ucap pemain berusia 24 tahun itu.
Lanny/Ribka berharap setelah meraih gelar turnamen Super 300, dia dan Ribka bisa meraih gelar dengan level tinggi dari Super 500, Super 750, hingga Super 1000.
“Setelah ganda putri gantian naik podium, persaingan ganda putri merata, apalagi kalau dari segi prestasi setelah juara kami ingin membuktikan,” aku Ribka.
“Ganda putri sekarang bagusnya disitu, persaingannya secara sehat. Jadi, saat juara bergantian. Kami terapkan dari segi latihan, dari situ tidak mau kalahnya. Kelihatan sekali sekarang ganda putri (di pelatnas) lebih kompetitif.”
Lanny/Ribka selanjutnya mempersiapkan diri mengikuti Kejuaraan Asia 2024 di Ningbo, China, 9-14 April.
Mereka langsung disuguhkan tantangan dengan langsung menghadapi ganda putri nomor satu dunia, Chen Qing Chen/Jia Yi Fan (China) pada babak pertama.
“Saya lebih nothing to lose saja, berpikir satu demi satu mainnya bagaimana nanti di lapangan. Kami tidak mau berpikir harus menang, harus ini malah jadi beban buat kami,” aku Ribka.
“Sebelumnya saya pernah bilang ke mas Jom (Muhammad Rian Ardianto, kekasih Ribka) sepertinya pada Kejuaraan Asia ini ingin mencoba bersama Lanny levelnya sampai mana.”
“Saya sempat keceplosan ingin bertemu Chen/Jia, ingin mencoba. Karena saat terakhir bertemu poinnya jauh sekali. Besok saat lihat hasil undian, ternyata Lanny sudah menduga kami akan melawan Chen/Jia.”
“Ya sudah tidak apa-apa. Kami ingin mengukur sejauh apa kemampuan kami.”
“Saat terakhir bertemu kami banyak mati sendiri. Kami jadi tidak bisa dievaluasi karena poinnya jauh sekali. Jadi, kami ingin tahu seberapa jauh perkembangan kami,” ucap Lanny.