Deputi CEO Persib Bandung, Adhitia Putra Herawan menilai kesuksesan musim lalu terasa lebih besar dan bermakna.
Pasalnya, dia menilai kesuksesan juara BRI Liga 1 2024-25 adalah hasil kerja sama dari semua komponen, dari bobotoh hingga pemain di lapangan.
Bagi Adhitia, itu adalah catatan besar yang perlu dicetak tebal. Secara khusus, dia menyebut kekompakan antara klub dan para suporter sebagai hal istimewa.
Bukan apa-apa, sempat ada ketegangan antara manajemen dan bobotoh tentang beberapa hal. Salah satunya soal mekanisme dan alokasi tiket pertandingan.
“Jika ditanya apa yang paling susah musim ini? (Itu) adalah membangun komunikasi dengan bobotoh. Ya, (itu lebih sulit dari membangun tim) karena tim, kita punya pelatih yang akan membantu di dressing room.
Kita tahu jumlah maksimalnya 29-30 pemain. Tapi, kalau bobotoh, kita punya 15 juta di Bandung saja.
Kalau di warga Jawa Barat, 50 juta sebetulnya,” urai Adhitia Putra Herawan seperti dikutip Football5Star.net dari Astro Arena.
“Setiap tribune punya kultur berbeda-beda. Utara inginnya seperti ini, timur inginnya seperti ini, selatan, barat inginnya seperti ini. Ketika bertemu dengan mereka, saya harus bertemu dengan tiap fraksi masing-masing. Ketika bertemu faksi ini, saya tahu harus bicara seperti apa. Ketika bertemu utara, saya harus mengubah cara komunikasi. Itu betul-betul susah.”
“Ada satu cerita menarik. (Saya) membutuhkan hampir enam bulan hanya untuk bisa duduk bersama dengan utara, Northern Wall. Enam bulan. Saya terus berusaha. Mereka nggak mau bertemu, oke. Kita coba lagi lain waktu. Kami cari siapa yang dekat dengan utara. Lama-lama, mulai terbuka dan akhirnya kita bisa datang ke base camp-nya,” ujar Adhit.
“Ketika itu, saya datang bertiga. Datang ke home base-nya utara yang memang kalau di bobotoh itu yang paling susah. Saya ingat, statement pertama mereka adalah, ‘Saya sebenarnya nggak mau ada manajemen di sini.’ Saya menghabiskan waktu lebih dari 3 jam pada pertemuan pertama itu untuk mendengarkan keluh kesah mereka.”