Persib Bandung berhasil meraih hasil positif pada laga pamungkas nya di BRI Liga 1 2024/2025 melawan Persis Solo.
Pertandingan yang berlangsung di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA), pada Sabtu (24/05/25) sore WIB, berhasil dimenangkan oleh Persib Bandung dengan skor 3-2.
Tiga gol kemenangan Persib Bandung berhasil dicetak oleh Gustavo Franca di menit ke-45+1, Tyronne del Pino di menit ke-58 dan David da Silva di menit ke-80.
Sementara itu, Persis Solo hanya mampu mencetak dua gol lewat aksi dari Lautaro Belleggia di menit ke-88 dan Sho Yamamoto di menit ke-90.
Seusai pertandingan, pelatih Persib Bandung, Bojan Hodak, mengaku sangat senang tim asuhannya bisa menutup kompetisi BRI Liga 1 2024/2025 dengan hasil yang manis.
Meski puas dengan hasil yang diraih para pemainnya, Bojan Hodak mengaku sendiri kecewa atas insiden penyalaan flare dan cerawat dari tribun Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA).
“Dia itu egois karena dia hanya datang untuk diri sendiri, bukan untuk klub. Jadi, dia tahu kami akan terkena denda dan nanti mungkin akan ada pertanyaan, “kenapa kamu (Persib) tidak punya uang”. Kami adalah klub yang cukup sering membayar denda. itu tidak membantu klub,” geramnya.
“Ketika ada orang yang memulai menyalakan flare, dia itu orang yang egois. Dia datang untuk dirinya sendiri dan dia tidak memikirkan orang lain, tidak memikirkan klub dan pemain,” tutur Bojan Hodak.
Aksi dari penyalaan flare dan cerawat di tribun suporter, membuat pertandingan sempat berhenti sementara.
“Pertandingan terhenti dua kali. Ritme kami terhenti, ketika kami sedang bermain bagus, ketika bisa menciptakan peluang, lalu mereka menghentikan pertandingan. Ini tidak lucu,” lanjutnya.
“Mengenai hal lain, federasi sepakbola di mana pun di dunia, mereka tentu berusaha untuk bisa membuat anak atau keluarga datang ke stadion tanpa terjadi apa-apa.”
“Jadi fans harus diedukasi, mereka harus berpikir, seperti saat saya menjadi pelatih tim nasional Malaysia U-19, ketika di Sidoarjo, kami menunggu selama satu jam karena ada pelemparan botol. Jadi harus diedukasi, tapi tidak boleh kehilangan fans karena stadion akan kosong,” jelas Bojan Hodak.
“Sepakbola di Eropa masalahnya adalah mereka tidak punya fans sehingga stadionnya kosong. Jadi di sini ada fans, tapi mereka harus diedukasi bagaimana mendukung tim dengan benar, mendukung klub dengan benar,” sambungnya.
“Dan hanya ada satu grup pemuda yang tidak mengikuti aturan dan mereka harus diedukasi. Saya tidak mau menyalahkan sehingga stadionnya kosong, tidak ada yang mau bermain di stadion yang kosong dan kami bermain untuk fans. Mereka hanya perlu tahu soal bagaimana berperilaku,” tutupnya.