Timnas Indonesia terus menorehkan sejarah baru di pentas internasional. Selain performa yang kian membaik, Garuda juga kini tak hanya menjadi lawan tangguh bagi tim-tim besar, tetapi juga menjadi “penyebab” perubahan besar di klub dan negara lawan. Dalam beberapa pertandingan terakhir, Timnas Indonesia berhasil mengejutkan dunia sepak bola dengan menampilkan permainan yang solid, dan ini ternyata berdampak langsung pada nasib beberapa pelatih top dunia.
Dua pelatih kelas dunia kini berada di ambang pemecatan setelah bertemu dengan Timnas Indonesia. Kejutan yang diberikan oleh Timnas di lapangan hijau membuat posisi kedua pelatih ini semakin sulit. Kegagalan mereka meraih hasil maksimal melawan Indonesia membuat manajemen tim dan suporter mulai meragukan kapasitas mereka sebagai juru taktik. Lalu, siapakah kedua pelatih tersebut? Dan bagaimana Indonesia mampu memberikan tekanan yang begitu besar?
Pelatih Pertama: Graham Arnold (Australia)
Graham Arnold, pelatih timnas Australia, adalah salah satu pelatih yang saat ini berada di ujung tanduk setelah timnya tampil kurang memuaskan dalam kualifikasi Piala Dunia 2026, khususnya ketika menghadapi Timnas Indonesia. Arnold, yang sudah lama menukangi Socceroos, memang diharapkan membawa Australia melaju mulus di babak kualifikasi. Namun, dalam pertemuan terakhir melawan Indonesia di Jakarta, hasil yang diraih sangat jauh dari ekspektasi.
Pertandingan melawan Indonesia seharusnya menjadi laga yang mudah bagi Australia, mengingat mereka adalah salah satu kekuatan utama di Asia. Namun, Timnas Indonesia di bawah asuhan Shin Tae-yong tampil dengan permainan yang sangat disiplin dan agresif. Garuda mampu mengimbangi bahkan mengancam pertahanan Australia beberapa kali. Hasilnya, pertandingan berakhir dengan hasil imbang yang mengecewakan bagi publik Australia.
Akibat hasil ini, tekanan terhadap Graham Arnold semakin meningkat. Media Australia dan para pendukung Socceroos mengkritik strategi yang diterapkan Arnold, yang dinilai gagal menembus pertahanan Indonesia. Arnold dinilai tidak mampu memaksimalkan potensi para pemain bintang Australia, seperti Aaron Mooy dan Mathew Leckie, yang tampak kesulitan menghadapi permainan cepat Indonesia. Bahkan, beberapa pemain muda Indonesia seperti Witan Sulaeman dan Marselino Ferdinan berhasil mencuri perhatian dengan penampilan impresif mereka.
“Ini adalah hasil yang mengecewakan. Kami seharusnya bisa memenangkan pertandingan, tetapi Indonesia memberikan perlawanan yang sangat baik. Saya bertanggung jawab atas hasil ini, tetapi kami masih punya kesempatan untuk bangkit,” ungkap Arnold dalam konferensi pers setelah pertandingan.
Meski demikian, tekanan dari manajemen dan suporter tak bisa diabaikan. Jika Australia gagal bangkit dalam beberapa laga berikutnya, nasib Graham Arnold sebagai pelatih kepala bisa segera berakhir.
Pelatih Kedua:Roberto Mancini (Arab Saudi)
Roberto Mancini, pelatih Timnas Arab Saudi, juga menghadapi situasi serupa setelah timnya gagal menang melawan Timnas Indonesia dalam pertandingan kualifikasi yang berlangsung sengit. Mancini, yang memiliki reputasi sebagai salah satu pelatih terbaik di benua Eropa, diharapkan membawa Arab Saudi tampil dominan di kualifikasi Piala Dunia. Namun, pertemuan dengan Indonesia ternyata menjadi batu sandungan bagi sang pelatih.
Arab Saudi datang ke pertandingan dengan kepercayaan diri tinggi, terutama setelah tampil apik di beberapa pertandingan sebelumnya. Namun, Indonesia di bawah asuhan Shin Tae-yong sekali lagi memberikan kejutan. Permainan bertahan yang solid dan serangan balik cepat yang dipimpin oleh pemain-pemain muda Indonesia berhasil membuat Arab Saudi frustrasi. Meski menguasai jalannya pertandingan, Arab Saudi gagal memanfaatkan sejumlah peluang emas, berkat penampilan gemilang kiper Indonesia, Maarten Paes.
Hasil imbang melawan Indonesia ini membuat Mancini berada dalam tekanan besar, terutama dari federasi sepak bola Arab Saudi yang memiliki ekspektasi tinggi terhadap tim mereka. Dengan pengalaman melatih tim-tim nasional seperti Maroko dan Pantai Gading, Mancini diharapkan mampu membawa Arab Saudi bersaing di level tertinggi. Namun, kegagalan meraih hasil maksimal melawan Indonesia telah menimbulkan keraguan apakah ia benar-benar orang yang tepat untuk memimpin tim menuju Piala Dunia 2026.
“Kami menciptakan banyak peluang, tetapi sayangnya kami tidak bisa menyelesaikannya dengan baik. Indonesia bermain sangat disiplin dan mereka pantas mendapatkan hasil ini. Kami harus segera melakukan evaluasi,” ujar Mancini setelah pertandingan.
Federasi sepak bola Arab Saudi dikenal tidak ragu untuk melakukan perubahan cepat jika mereka merasa tim tidak berkembang sesuai harapan. Jika hasil-hasil negatif terus berlanjut, posisi Mancini sebagai pelatih kepala bisa terancam.
Indonesia: Tim yang Kian Diperhitungkan
Keberhasilan Timnas Indonesia dalam menahan imbang dua tim besar seperti Australia dan Arab Saudi menjadi bukti bahwa Garuda kini semakin diperhitungkan di kancah sepak bola internasional. Pelatih Shin Tae-yong telah berhasil mengubah mentalitas dan gaya bermain Timnas Indonesia, dari tim yang sebelumnya sering dianggap sebagai underdog menjadi tim yang mampu bersaing dengan negara-negara kuat di Asia.
Dengan permainan cepat, pressing tinggi, dan pertahanan solid, Indonesia mampu membuat lawan-lawan mereka frustrasi dan gagal mencetak gol. Hal ini menjadi bukti nyata perkembangan sepak bola Indonesia yang terus menuju arah positif. Para pemain muda seperti Witan Sulaeman, Marselino Ferdinan, dan Saddil Ramdani juga semakin matang dan siap menjadi tulang punggung Timnas di masa mendatang.