PSM Makassar mengalami penurunan performa di penghujung musim BRI Liga 1 2024/2025.
Kini, tim asuhan Bernardo Tavares menduduki papan tengah klasemen dengan berada di posisi ke-8 dengan torehan 47 poin dari 32 pertandingan.
Perolehan poin PSM Makassar terlampau 18 angka dari Persib Bandung yang berada di puncak klasemen.
Hal itu membuat Persib Bandung telah resmi memastikan gelar juara BRI Liga 1 2024/2025 dan menjadikan Persib Bandung berhasil melakukan back to back juara.
Menurutnya performa PSM Makassar di musim ini disebabkan oleh banyak faktor.
Mulai dari badai cedera yang menimpa skuad Juku Eja, lalu menjadi tim musafir disepanjang musim ini, kemudian persoalan finansial dan ketidakadilan yang dirasakan.
Meski mengalami performa yang cukup menurun, namun Juku Eja sebetulnya hanya meraih tujuh kali kekalahan.
Namun, Balotelli dan kawan-kawan terlalu sering menerima hasil imbang.
Tercatat selama 32 pertandingan yang telah mereka jalani, Juku Eja sudah mengoleksi 14 hasil imbang dan hanya meraih 11 kali menang.
Meskipun hanya mampu menduduki peringkat ke-8 klasemen BRI Liga 1 2024/2025.
Namun perjalanan mereka di kancah Asia cukup baik.
Di turnamen Internasional, ASEAN Club Championship (ACC) 2024/2025, langkah mereka lebih baik.
Tim asuhan Bernardo Tavares berhasil masuk ke babak semi final, sebelum dikalahkan oleh wakil Vietnam, Cahn FC dengan skor 2-1.
Pelatih PSM Makassar, Bernardo Tavares, menyampaikan penyebab performa tim asuhannya tak stabil sepanjang musim ini.
Pelatih asal Portugal itu menyebut larangan transfer FIFA selama tiga tahun bukanlah faktor utama nya.
Dirinya justru percaya jika manajemen PSM Makassar bisa menyelesaikan masalah tersebut.
“Saya percaya tentang larangan transfer oleh FIFA, klub akan memperbaiki semuanya. Setidaknya mereka memberitahu saya ini, jadi saya mencoba untuk percaya semua orang,” sebutnya saat konferensi pers usai pertandingan PSM Makassar vs Malut United di Ruang Media Stadion BJ Habibie, Parepare, Sabtu (10/5/25).
Menurut pelatih berkepala plontos itu, faktor yang lebih mempengaruhi performa timnya yang selalu menurun adalah ketidakadilan yang terjadi di atas lapangan.
Bahkan hal tersebut selalu terjadi dipertandingkan PSM Makassar.
“Yang lebih mempengaruhi saat ini performa tim adalah ketidakadilan yang kami rasakan di lapangan. Jangan lihat pertandingan setengah-setengah, klip per klip, harus lihat pertandingan seutuhnya,” tuturnya.
“Tidak ada kelonggaran diberikan kepada kita. Kita butuh waktu pada saat itu untuk memulihkan, kita butuh waktu untuk persiapan, tapi itu tidak kita miliki,” kesalnya.
“Liga (PT LIB) tidak memberikan kelonggaran tersebut, tidak mengubah jadwal tersebut dengan alasan pada minggu tersebut tim yang ada di bawah sedang berjuang di zona degradasi. Makanya tidak diberikan,” tambah pelatih berusia 45 tahun ini.