Berita Liga 1

Arema Pertimbangankan Tak Lagi Gunakan Stadion Kanjuruhan

×

Arema Pertimbangankan Tak Lagi Gunakan Stadion Kanjuruhan

Sebarkan artikel ini
Arema Pertimbangankan Tak Lagi Gunakan Stadion Kanjuruhan
Arema Pertimbangankan Tak Lagi Gunakan Stadion Kanjuruhan

Manajemen Arema FC tampaknya benar-benar kecewa dengan sejumlah oknum Aremania yang melakukan pelemparan ke bus Persik Kediri usai pertandingan di Stadion Kanjuruhan, Malang, pada Minggu 11 Mei 2025.

Saking kesalnya dengan kelakuan para oknum tersebut, manajemen Arema FC berniat untuk tak lagi bermain di Stadion Kanjuruhan di masa depan.

“Kita kecewa dengan beberapa stakeholders pertandingan kemarin. Tiga tahun kami berusaha mempertahankan eksistensi klub. Bersungguh-sungguh untuk kembali ke rumah sendiri.”

“Sementara itu banyak pihak tiada henti mencaci maki klub, yang di satu sisi klub berusaha bertahan dan tabah menghadapi padahal klub mengalami masa sulit dengan keterbatasan dana, karena tidak ada pemasukan lantaran harus terusir, rasanya hanya cukup sisa tenaga, semangat dan niat tulus mempertahankan klub ini.

“Kami terasa sudah berdarah darah, sekuat daya dan upaya kami lakukan, namun hasilnya seakan-akan kita tidak dihormati di sini,” kata Yusrinal.

“Kami mengingatkan suporter itu pendukung, tiga tahun mereka tidak dapat memberi dukungan ke Arema FC, begitu kita pulang, alih-alih dukungan yang didapat tapi justru tuntutan kesempurnaan yang berlebihan harus dituruti.”

“Pihak keamanan mohon lakukan evaluasi, tuntutan kesempurnaan dari sisi mereka yang akhirnya semua dibebankan ke Arema FC.”

“Laga kemarin itu level renpam high risk match, dan Arema FC sudah penuhi semuanya. Kami prihatin kejadian pelemparan bus Persik terjadi di area zona 4 di luar area stadion yang menjadi konsen pihak keamanan.”

Manajemen Arema FC berharap ada aksi tegas terkait masalah ini. Termasuk menangkap oknum suporter yang sudah melakukan perusakan.

Ini bisa menjadi pelajaran karena mereka baru saja mencoba pulih dari Kanjuruhan. Mereka tidak ingin menjadi aktor yang disalahkan karena ini jauh dari wewenang manajemen.

“Manajemen selalu jadi bahan cercaan, seolah pelaku utamanya pelemparan bus, entah itu oknum atau seseorang atau kelompok yang merasa bahwa perilakunya tidak salah. Sekali lagi kejadiannya terjadi di area zona 4 di luar kawasan stadion dan jauh dari kewenangan Panpel. Semestinya bisa diantisipasi.”

“Polisi harus tangkap dan ungkap pelaku dan motif pelemparan bus Persik Kediri. Jika pelaku kecewa dengan terkait penyelenggaraan atau kecewa karena Arema FC kalah, kenapa tidak dilimpahkan ke kami?”

“Semua harus berubah, manajemen sudah selalu jalankan semua arahan dan masukan. Berbagai forum komunikasi pun sudah kami lakukan antar stakeholder. Ayo berpakta integritas, jangan semuanya salah manajemen, intropeksilah,” tutupnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *