LigaNusantara.com – Shin Tae-yong dan Erick Thohir bertemu untuk membahas persiapan jelang timnas Indonesia yang akan melawan Vietnam pada 21 dan 26 Maret 2024.
Ketum PSSI itu menyebutkan Shin Tae-yong melaporkan beberapa pemain yang tidak bisa bermain.
Satu hal yang disoroti Shin Tae-yong yakni kehilangan dua wingback kanan dan kiri utamanya, yakni Asnawi Mangkualam dan Shayne Pattynama.
Shayne mengalami cedera dan bahkan namanya tidak termasuk dalam daftar 28 pemain yang dipanggil timnas Indonesia.
Sedangkan Asnawi dikonfirmasi Erick Thohir tak bisa bermain karena akumulasi kartu kuning.
“Saya rapat dengan coach Shin Tae-yong mengenai kesiapan timnas Indonesia dengan Vietnam pada 21 dan 26 Maret 2024,” kata Erick Thohir usai penandatanganan kerjasama PSSI dengan Mandiri Inhealth di Menara Danareksa, Kamis (14/3/2024).
“Coach Shin Tae-yong memaparkan ada beberapa pemain yang belum bisa bermain karena cedera dan lain-lain.”
“Seperti Shayne Pattynama (karena cedera) dan Asnawi karena akumulasi kartu,” tambahnya.
Erick Thohir menyebut beruntung bila ada Nathan Tjoe-A-On yang sudah bisa membela timnas Indonesia untuk mengisi kekosongan tersebut.
Setidaknya Shin Tae-yong lebih punya banyak pilihan selain di wingback kanan dan kiri di samping Sandy Walsh, Pratama Arhan dan Edo Febriansyah.
“Itu yang selalu saya bilang berulang kali kenapa kami membutuhkan 150 pemain di timnas Indonesia,” kata Erick Thohir.
“Ketika misalnya Pattynama dan Asnawi tidak bermain, pelapisnya tipis.”
“Tinggal Pratama Arhan, mungkin Sandy Walsh. Beruntung Nathan Tjoe-A-On (sudah bisa bermain).”
“Jadi tipis (pelapisnya). Di level senior pun, kami harus mempunyai 24 pemain yang standarnya sama,” tambahnya.
Nathan Tjoe-AOn diketahui menjalani sumpah menjadi Warga Negera Indonesia (WNI) pada Senin (11/3/2024) malam WIB.
Erick Thohir berharap ia segera memiliki KTP dan paspor.
“Kalau Nathan, kemarin dengan proses yang sudah dijalankan, itu mudah-mudahan tanggal 21 (Maret) kita pastikan KTP, Paspor sudah keluar,” ujar Erick Thohir.
“Pemain ini kan punya waktu pendek, mereka bahkan datang 24 jam hanya untuk mengambil sumpah dan memproses sumpah-sumpah.”
“Saya kembali lagi, kalau kita kerjanya hanya monoton saja ya tak bagus, kan kita mau ada dobrakan dan percepatan,” tambahnya.