Berita Liga 1

Kena Comeback, PSS Sleman Merasa Dirugikan VAR

×

Kena Comeback, PSS Sleman Merasa Dirugikan VAR

Sebarkan artikel ini
Kena Comeback, PSS Sleman Merasa Dirugikan VAR
Kena Comeback, PSS Sleman Merasa Dirugikan VAR

PSS Sleman gagal membawa poin dalam lawatannya ke markas PSBS Biak pada laga di pekan ke-28 BRI Liga 1 2024/2025.

Pertandingan yang berlangsung di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, Bali, pada Jumat (11/04/25) sore WIB, berhasil dimenangkan oleh PSBS Biak dengan skor 2-1.

PSS Sleman berhasil membuka keunggulan terlebih dahulu dari tuan rumah lewat gol Kevin Gomes di menit ke-22.

Namun, PSBS Biak berhasil comeback pada babak kedua lewat gol dari William Lugo di menit ke-67 dan Ariel Nahuelpan di menit ke-73.

Seusai pertandingan, pelatih PSS Sleman, Pieter Huistra, mengaku kesal dengan wasit Video Assistant Referee (VAR) pada pertandingan ini.

Dirinya menyebut, keputusan wasit yang tak memberikan penalti setelah Nicolao Cardoso dilanggar kiper Pualam Bahari pada menit ke-48 yang berujung merugikan timnya.

“Ada momen krusial dalam pertandingan, ada keputusan penalti. Menurut pemain saya semestinya penalti tapi wasit memutuskan tak memberikan penalti berdasarkan VAR dan itu memberikan pengaruh besar pada laga ini,” ujarnya seusai laga.

“Dari sudut pandang saya supaya jelas bagaimana kita bertanya-tanya tentang kinerja VAR di Indonesia. Dalam tiga laga terakhir, setiap kali kita punya pembahasan yang sama, saat pengecekan VAR, kamera hanya ada di satu posisi (angle),” keluhnya.

“Bagaimana bisa ngecek dengan VAR itu penalti atau enggak, minimal butuh 2-3 angle kamera buat ngeceknya. Waktu kita lawan Persis Solo, dua gol. Kami dirugikan dan hari ini kami dirugikan lagi.”

“Saya sudah muak dan sudah waktunya komite wasit melakukan sesuatu untuk situasi ini karena ini menggelikan dan kita harus jujur soal ini. Sleman selalu kena imbasnya dan sudah waktunya kita berbenah,” lanjut Huistra.

“Saya mencoba lebih spesifik karena Anda harus tahu apa yang sebenarnya terjadi, VAR selalu punya satu posisi (angle), VAR memberikan tangkapan momen yang ia inginkan. Lawan Barito Putera, kami kalah karena keputusan VAR, karena VAR menunjukkan video yang benar-benar berbeda dari persoalan sebenarnya,” katanya.

“Lawan Solo juga sama. VAR juga memberikan gambaran yang salah, VAR telah memanipulasi apa yang dilihat wasit. Dan itu selalu cuma satu kamera angle.”

“Jika mau benar-benar pakai VAR, minimal tiga kamera angle di mana Anda bisa melihat dari sudut berbeda dari sebuah situasi. Itu baru proses yang adil. Kalau gitu kondisinya, oke saya bisa terima. Tapi yang saya lihat cuma ada satu (gambar) yang dilihat oleh wasit. VAR jadi masalah besar di Indonesia,” tandasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *