PSS Sleman akhir resmi mengumumkan pemberhentian Mazola Junior dari kursi kepelatihan tim.
Kursi kepelatihan PSS Sleman kembali menelan korban seiring hasil buruk yang diterima pasukan Super Elang Jawa dalam putaran kedua BRI Liga 1 2024/2025.
Terbaru, PSS Sleman resmi mengakhiri kerja samanya dengan pelatih asal Brasil, Mazola Junior pada, Selasa (18/02/25) kemarin.
Mazola Junior yang menjabat sebagai pelatih PSS Sleman sejak Oktober 2024 lalu gagal mengangkat performa pasukan Super Elang Jawa di putaran kedua ini.
Kabar ini umumkan langsung di akun Instagram resmi PSS Sleman pada Selasa (18/02/25) semalam.
“Terima kasih Mazola Junior. Segala yang terbaik untuk masa depanmu,” demikian bunyi pernyataan PSS Sleman melalui media sosial klub di platform instagram, Selasa (18/2/2025) malam.
Unggahan pemberhentian Mazola Junior di akun Instagram @pssleman itu langsung mendapat ribuan komentar dari para netizen.
Banyak yang mendukung keputusan tim, adapula yang mempertanyakan keputusan tersebut.
Pemecatan Mazola Junior yang dilakukan manajemen tim tak terlepas dari hasil memalukan saat PSS Sleman diganyang Arema FC dengan skor mencolok 6-2.
Hasil minor ini merupakan kekalahan terbesar dari 13 kekalahan yang di dapat PSS Sleman dari 23 laga di musim ini.
Kekalahan memalukan atas Arema FC pada pekan ke-23 lalu juga, membuat pasukan Super Elang Jawa hanya mampu meraih satu poin dari lima pertandingan terakhirnya.
Bahkan dalam empat laga terakhir mereka, PSS Sleman selalu kalah dari lawan-lawannya.
Sebelum pertandingan melawan Arema FC, manajemen PSS Sleman, Leonard Tupamahu, tidak terlalu banyak bicara saat ditanya mengenai masa depan Mazola Junior setelah menelan rentetan hasil negatif di BRI Liga 1 musim ini.
“Untuk nasib Mazola saya belum bisa jawab,” ujar Leo saat ditanya mengenai masa depan pelatih asal Brasil pada Selasa (17/2/2025) dikutip dari Tribun Jogja.
Diakui Leonard Tupamahu, empat kali kekalahan beruntun itu pasti dapat mempengaruhi mental dari para pemain.
Namun, dia mengatakan kepada para pemain untuk bisa bangkit dan berkembang agar menjadi pemain besar.
“Saya tahu karena saya juga bekas pemain dan saya tau bagaimana rasanya menghadapi tiga kali kekalahan, empat kali kekalahan, bahkan lima kali kekalahan. Itu merupakan ujian setiap pemain,” tukasnya.